Ikan
Tenggiri adalah nama umum bagi
sekelompok ikan yang tergolong ke dalam marga Scomberomorus, suku Scombridae. Ikan ini merupakan kerabat
dekat tuna, tongkol, madidihang, makerel dan kembung. Tenggiri banyak disukai orang, diperdagangkan dalam
bentuk segar, ikan kering, atau diolah menjadi kerupuk, siomay, dan lain-lain.
Ikan
tenggiri bertubuh memanjang, memipih lumayan kuat pada sisi-sisinya, telanjang
tidak bersisik kecuali pada gurat sisinya (bidang corselet tidak jelas). Moncong
meruncing, dengan mulut lebar dan gigi-gigi yang tajam dan kuat di rahang atas
dan bawah. Panjang moncong (snout
length) lebih pendek daripada sisa kepala bagian belakang. Sirip
punggung dalam dua berkas, yang depan dengan XIII - XXII jari-jari keras
(duri). Sirip punggung dan sirip anal diikuti oleh banyak sirip kecil tambahan
(finlet).
Tenggiri
Melayu (Scomberomorus commerson),
spesies yang terbesar, dapat mencapai panjang 220 cm, meski kebanyakan kurang dari 1 m saja. Tenggiri merupakan ikan pelagis yang kerap berenang menggerombol
dalam kelompok kecil, tidak jauh dari pantai.
4. Ikan Parang-Parang / Golok-Golok
Ikan Parang-parang (Chirocentrus dorab) ini termasuk ikan
pelagis kecil, secara ekonomisnya dapat dilihat dari pemasarannya dalam bentuk
segar, asin dan kering. Jumlahnya tidak
banyak tetapi hampir setiap hari ada dipasaran ikan ini termasuk ikan ekonomis
rendah sehingga lebih murah untuk di beli.
Penyebaran ikan ini di dunia tersebar antara 200 LS – 180LU
dan 450BT – 750BB. Mulai dari kepulauan Madagaskar, Fiji, New Caledonia,
timur/barat Afrika, Selat India dan hampir semua perairan pasifik mulai dari
Jepang, Filipina, Malaya , New Guinea dan seluruh perairan Indonesia.
Parang-parang umumnya terdapat di Indonesia pada lintang 70LS – 100LU dan 900BB
– 1350bb. Tapi walaupun demikian penyebarannya pun tidak merata pada setiap
lintang wilayah tersebut. Hal ini disebabkan oleh tingkat pengaruh lingkungan.
Di perairan Indonesia ikan Parang-parang umumnya ditemukan di seluruh wilayah
penangkapan, meliputi perairan barat Sumatera (DI Aceh, Sumatera Utara,
Sumatera Barat, Bengkulu dan Lampung), timur Sumatera (Jambi, Sumatera Selatan
dan Lampung), Selat Malaka (DI Aceh, Sumatera Utara dan Riau), Perairan selatan
Jawa (Yogyakarta dan Jawa Timur), utara Jawa (DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa
Tengah dan Jawa Timur), Bali dan Nusa Tenggara, selatan atau barat Kalimantan,
timur Kalimantan, sel
Ordo Malacopterygii, Famili Chirocentridae dari Genus
Chirocentrus. Famili ini dibedakan menurut letak gigi yang terdapat di bagian
atas tenggorokan atau pada premaxilla yang dikenal sebagai gigi tekak yang
berfungsi sebagai alat pengunyah, karena tidak mempunyai gigi geraham. Ikan ini
mempunyai tutup insang yang cukup besar, yang berguna untuk menghalangi ikan
yang telah masuk mulut keluar lagi. Ikan ini tidak memiliki sungut, dengan
posisi mulut yang terbuka dan memanjang ke bawah. Perut berpinggiran mulai dari
tenggorokan sampai ke bagian dubur. Sirip dada terletak di bagian perut agak ke
depan dan mulut terbuka ke atas dan hampir terbuka. Mata agak ke atas dari
tulang tengkorak kepala.Ikan ini mempunyai kelengkapan sirip sebagai berikut :
D 16-17, A 26-36, P 12-14, V 6-7. Ikan ini disebut parang-parang karena bentuk
tubuhnya yang panjang seperti parang yang mengkilap, dengan warna tubuh yang
keperak-perakan. Sisiknya sangat halus dengan bagian atas agak kelabu, bagian
tengah keperak-perakan. Bagian belakang badan kecuali di bagian kepalanya
terdapat lekukan dan cekungan. Sirip punggung terletak jauh di belakang badan,
pangkalnya hanya di depan sedikit dari sirip dubur. Jari-jari sirip dubur
terletak jauh dan bertaut antara satu sama lain. Sirip ekor bercagak, sirip
perut di tengah-tengah antara kepala dan batang ekor. Sirip dada bisa lebih
panjang dari kepala dan terletak di profil perut. Tekaknya bersudut dan satu
bercak hitam ditemukan di bagian ekor. Sisik yang halus bertipe cycloid dengan
sirip dada bertipe abdominal serta sirip ekor homoserkal. Ikan ini termasuk
kelompok golongan fisotomi, mempunyai tulang antara daging (intermuscular
bones). Maxilla biasanya bundar dan memiliki premaxilla. Bentuk tubuh yang
panjang dan pipih yang mana di bawah dan di atas sirip dada ada sisik tambahan,
pada pangkal sirip ekor ada 2 sisik yang panjang. Perut yang tajam, sisik halus
dan warna yang mengkilap menjadi ciri khas dari jenis ikan ini. Termasuk ikan
buas, predator. Hidup di daerah pantai sampai kedalaman 200 m, sering berenang
dan meloncat-loncat di atas permukaan air. Ukuran : Dapat mencapai panjang 100
cm, umumnya 30 – 50 cm.